BEBERAPA
PENYEBAB KORUPSI
- Masyarakat mempunyai mental suka menerabas (Koentjaraningrat)
- Masyarakat tidak menganggap korupsi sebagai ‘aib’. Rendahnya budaya malu.
- Nilai ewuh pakewuh melekat pada masyarkat indonesia.
- Kontrol sosial masyarakat terhadap perilaku korupsi masih longgar.
- Nilai kejujuran kurang mendapat penghargaan tinggi dimasyarakat.
- Kurangnya keteladanan dari pimpinan.
- Masyarakat mengukur status sosial dari ‘kekayaan’ (uang dan kekuasaan).
- Belum ada kesadaran bersama bahwa korupsi membuat hancurnya sebuah negara, penyebab kemiskinan, menimbulkan banyak pengangguran, meningkatnya hutang.
- Aparat penegak hukum (Polisi, Jaksa, Hakim) tidak memberi skala prioritas utama pada pemberantasan korupsi.
- Diskriminasi hukum yang dilakukan Kejaksaan.
- Lemahnya komitmen Mahkamah Agung.
- Komitmen presiden dan wakil presiden dalam membrantas korupsi tidak kuat dan kurang konsisten.
ALTERNATIF
SOLUSI
- Membentuk perilaku anti-korupsi melalui pendidikan.
- Penanaman nilai-nilai budaya luhur pada masyarakat (kejujuran, budaya malu, disiplin, kesederhanaan, daya juang).
- Teladan dari keluarga dan pemuka masyarakat.
- Membangunkan kesadaran masyarakat bahwa korupsi sama bahayanya dengan teroris. Menjadikan korupsi menjadi musuh bersama masyarakat .
- Carrot and stick untuk birokrasi dan aparat penegak hukum.
- Transparansi perencanaan program penganggaran.
- Penerapan pembuktian terbalik secara murni dan memberi perlindungan hukum pada saksi pelapor.
- Hukuman yang sangat berat pada aparat penegak hukum yang korupsi pada waktu menangani kasus korupsi.
- Presiden dan Wakil Presiden mempunyai komitmen yang kuat dan konsisten dalam pembrantasan korupsi.
- Mendukung penegakan hukum yang telah berhasil dilakukan oleh KPK. (Merealisir RUU Anti-Korupsi; RUU KPK; UU Pengadilan Tindak Pidana Korupsi)
Komentar
Posting Komentar